Garam Impor Masuk Cirebon, Tidak Boleh Bocor untuk Pasar Konsumsi

Garam Impor Masuk Cirebon, Tidak Boleh Bocor untuk Pasar Konsumsi

CIREBON - Sebagai negara maritim dengan luas laut terluas, Indonesia masih belum mampu memaksimalkan potensi kelautan yang ada. Termasuk untuk pemenuhan kebutuhan garam dalam negeri. Saat ini, dari tiga juta ton garam impor yang didatangkan pemerintah Indonesia, sebagian sudah masuk ke Cirebon beberapa minggu yang lalu. Tiga gunungan garam impor sudah berada di salah satu gudang milik pengusaha di Desa Astanamukti, Kecamatan Pangenan. Garam impor yang masuk tersebut, nantinya hanya akan digunakan untuk kepentingan dan kebutuhan industri, bukan kebutuhan konsumsi masyarakat. (Baca: Gunakan Teknologi Ulir Filter, Sanusi Pelopori Produksi Garam di Pegunungan) Pihak-pihak terkait harus menjamin garam impor yang masuk ke Indonesia tidak bocor ke pasar konsumsi. Karena akan sangat berdampak pada kelangsungan usaha rakyat terutama petani dan petambak garam. Aktivis Cirebon Timur, Rizki Pratama kepada Radar Cirebon mengatakan, impor garam yang dilakukan pemerintah saat ini, hanya untuk memenuhi kebutuhan industri. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya harus ada pengawasan dan perhatian dari lembaga dan dinas terkait serta masyarakat. “Kita harus sama-sama awasi. Ini untuk kebutuhan industri, jangan sampai bocor ke pasar konsumsi. Kasihan petani kita kalau sampai stok ini bocor ke pasar konsumsi,” ujarnya. (Baca juga: HPN Cirebon Intensifkan Produksi Garam di Pegunungan, Harga Jualnya Wow) Sementara itu, salah satu tokoh petani garam, Sabri saat ditemui Radar Cirebon mengatakan, sekarang harga garam sedang berada di atas angka Rp 2.500. Harga tersebut sangat wajar karena saat ini masih di ujung musim penghujan, para petani belum memproduksi garam. “Kalau harapan saya, mudah-mudahan impor ini tidak menghancurkan harga garam. Saat ini yang banyak pesan garam ke kita sebenarnya industri. Kalau untuk konsumsi malah sedikit,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: